Sambal Bakar Buys Eat Sambel

Tangerang. Salah satu kesepakatan bisnis terpanas — dan terpedas — tahun ini terjadi baru-baru ini, ketika Sambal Bakar Indonesia Group (SBIG), sebuah jaringan restoran berkembang pesat yang terkenal dengan cita rasa Indonesia yang pedas, secara resmi mengakuisisi merek cabai kemasan populer Eat Sambel.

Langkah ini menandai langkah besar dalam upaya SBIG melampaui restoran dan memasuki sektor barang konsumsi cepat saji (FMCG) dan barang kemasan konsumen (CPG). Secara lebih luas, hal ini mencerminkan ambisi kelompok tersebut untuk membangun ekosistem sambal yang modern dan terintegrasi yang dapat bersaing secara nasional – dan pada akhirnya secara global.

“Akuisisi ini bukan sekedar ekspansi bisnis, tapi bagian dari visi kami yang lebih besar untuk memperkuat industri sambal Indonesia dan membawanya ke level selanjutnya,” kata Chief Executive SBIG Richard Theodore dalam jumpa pers di Tangerang, Banten, Jumat.

Meskipun nilai kesepakatan tidak diungkapkan, kinerja keuangan Eat Sambel yang kuat menjadikannya target yang menarik, menurut Direktur Pemasaran dan Branding SBIG, Renaldo Akhira Ruslan.

“Eat Sambel mencatat penjualan sebesar Rp 110 miliar ($6,6 juta) tahun lalu, dan kinerja tahun ini berada di jalur yang sama. Kami mengakuisisi perusahaan secara penuh, termasuk aset, pabrik, kantor, dan inventarisnya,” kata Renaldo.

Kesepakatan ini menggarisbawahi betapa kecintaan masyarakat Indonesia terhadap cabai bukan hanya sekedar hobi kuliner – namun semakin menjadi sebuah bisnis yang serius.

Didirikan pada tahun 2022, SBIG telah berkembang pesat dan kini mengoperasikan lebih dari 30 gerai di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Bali, dan beberapa kota lainnya. Selama tiga tahun terakhir, perusahaan mengklaim bisnisnya telah tumbuh lebih dari 2.000 persen, melayani lebih dari 15 juta pelanggan dan menjual lebih dari 150 juta item yang berpusat pada sambal dan makanan rumahan Indonesia.

SBIG memandang Makan Sambel sebagai hal yang wajar. Merek sambal kemasan ini telah membangun kehadiran digital yang kuat, basis pelanggan online yang setia, dan posisi modern di pasar makanan Indonesia yang berbasis e-commerce.

“Dengan menggabungkan kekuatan digital Eat Sambel dengan jaringan restoran kami, kami bertujuan untuk memperkuat rantai pasokan, mempercepat inovasi produk, dan memperluas secara nasional,” kata Renaldo.

SBIG telah menyusun rencana integrasi bertahap. Dalam jangka pendek, hingga kuartal pertama tahun 2026, fokusnya adalah pada integrasi tim, penyelarasan rantai pasokan, standardisasi kualitas, dan penyelarasan visi merek. Kuartal kedua akan melakukan rebranding secara perlahan — tanpa mengubah identitas inti Eat Sambel — bersamaan dengan peluncuran produk baru. Pada kuartal ketiga, grup ini merencanakan ekspansi agresif ke jalur ritel modern dan perdagangan umum.

Akuisisi ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi FMCG SBIG secara signifikan. Saat ini, barang dalam kemasan menyumbang kurang dari 10 persen pendapatan. Grup ini bertujuan untuk melipatgandakan pangsa pasar tersebut dalam waktu satu hingga dua tahun dan mendorong FMCG mencapai lebih dari 50 persen total pendapatan selama lima hingga sepuluh tahun ke depan.

Eat Sambel, yang awalnya merupakan dapur rumahan, telah berkembang menjadi salah satu merek sambal e-commerce paling terkenal di Indonesia, menjual lebih dari 26 juta botol di seluruh negeri dan mendapatkan berbagai penghargaan pasar.

“Bergabung dengan SBIG memberi kami lebih banyak ruang untuk berkembang – mulai dari distribusi yang lebih luas hingga varian sambal yang lebih inovatif,” kata salah satu pendiri Eat Sambel, Yansen Gunawan. “Ini adalah babak baru bagi kami.”

Di bawah struktur baru, Eat Sambel akan beroperasi sebagai sub-merek dalam SBIG, dengan tetap mempertahankan identitas khasnya. Kedua perusahaan juga akan mengintegrasikan pergudangan, distribusi, dan logistik untuk meningkatkan efisiensi.

“Sambal ada dalam DNA kami,” kata Direktur Komunikasi dan Hubungan Korporat SBIG Benjamin Surya. “Dengan menggabungkan restoran dan produk kemasan, kami ingin sambal menjadi makanan pokok – baik saat orang makan di luar atau menikmati makanan di rumah.”

Tag: Kata Kunci: